This is My First Blog. So, maklumkan saja kalau cara saya bertutur sangat kacau. Saya akui saya bukan jurnalis, saya masih butuh feedback dari teman-teman yang membaca bahasan ini. Kalau mau memberi saran atau pertanyaan, tinggal kan di kolom komentar di bawah. Saya menulis blog karena dorongan istri dan teman saya, yang mungkin lelah mendengar ocehan saya, hehe. langsung saja yah..
"Someone usually dies". Quote itu di sampaikan James Bond (Daniel Craig) saat Severine (Bérénice Marlohe) dengan rasa putus asa yang tersembunyi dibalik kedoknya meminta bantuan pada Bond. Menurut saya, candaan tersebut memiliki makna lebih dari sekedar pertemuan good guy, bad guy belaka, yaitu sindiran atau juga gebrakan terhadap film-film Bond sebelumnya. Well, ini Bond baru, brutal, dan sadis jadi sah-sah saja kalau Skyfall ditulis dan difilmkan berbeda dari film-film Bond sebelum Casino Royale (2006).
Martin Campbell
Peran antagonis diperankan oleh Javier Bardem, dieksekusikan dengan sangat epic. Pada awalnya saya kira Bardem akan memerankan Ernst Stavro Blofeld yaitu musuh bebuyutan pada franchise Bond terdahulu. Sebaiknya kita tunggu saja aksi Blofeld yang terkenal dengan kucing nya untuk film Bond selanjutnya, mengingat bahwa pencitraan baru sejak film Casino Royale tahun 2006 lalu, saya yakin sebagian besar karakter yang diciptakan Ian Fleming pada novelnya akan diterjemahkan dalam bentuk film dengan konsep yang lebih masuk akal pada jamannya. Karena akan konyol jika setiap melakukan kejahatan, musuh mengakhirinya dengan maniacal laugh.Entah kebetulan atau tidak tapi sepertinya musuh Bond kali ini kurang lebih terinspirasi karakter Joker pada film The Dark Knight yang diperankan oleh Heath Ledger. Ciri-ciri karakter antagonis yang sadis, tidak perduli uang, chaos agent, mempunyai banyak anak buah yang loyal. Bukan typical musuh yang sering muncul di semua film "tembak-tembakan" dengan tingkat kematian yang sangat tinggi
Sebagai penggemar sinematografi, saya tidak perlu ragu lagi untuk menonton Skyfall di IMAX, karena tidak semua film yang masuk di Indonesia jarang ditampilkan dalam format IMAX. Kehebatan seorang sinematografer Roger Deakins dalam memilih angle mampu menunjukkan keindahan lokasi-lokasi syuting seperti atap rumah-rumah di kota Istanbul Turki, daerah pegunungan yang berkabut di Skotlandia, gedung-gedung pencakar langit di Shanghai Cina dan tidak lupa menggambarkan situasi rush hour kota london asal kota James Bond. Semua pemandangan ditangkap yang sebagian besar menggunakan kamera Arri Alexa dan RED Epic untuk pengambilan gambar dengan helikopter. Sineas langganan Mendes ini sudah teruji dari film-film kaliber piala oscar yang pernah dia tangani seperti A Beautiful Minds, True Grit dan No Country For Old Men.
Saya sangat merekomendasikan untuk menonton film Skyfall, sejauh ini menurut saya Skyfall merupakan film Bond terbaik yang pernah dibuat, dari segi penyutradaraan, cerita, akting dan juga Box Office di negara asal Inggris, yang menurut sumber dari THR Skyfall berhasil mengumpulkan $77 juta mengalahkan rekor pemasukan dalam 7 hari saja yang dicetak Harry Potter and the Deathly Hallows: Part 2 yang mendapatkan $57 juta pada tahun 2011. Mendes melakukan pekerjaan nya dengan elegan namun tidak terkesan lembut, bahkan film ini sangat macho untuk sutradara yang reputasinya terkenal dengan film drama yang menyentuh. Kalau saja saya bisa mengutip puisi dari Alfred, Lord Tennyson yang dibacakan oleh karakter M dalam film Skyfall untuk mengakhiri blog ini namun untuk menghormati calon penonton, tidak saya taruh disini, takutnya bakal membocorkan makna pesan dari film ini.
nice....
ReplyDeleteempat jempol... ditunggu review untuk film lainnya... :D
ReplyDelete